Sunday, February 7, 2016

Lose in Georgetown

Dan ingatan melayang jauh ke tahun 2563 cina, kaki manusia udik melangkah masuk ke dalam sebuah kota kuno bekas peninggalan inggris. Langkah gontai ke 4 pemuda yang tanpa terduga masuk ke dalam kota ini. Bangunan besar, dan gagah dengan jam bulat di dindingnya menyambut mereka.
Pertualangan pun dimulai, pertanyaan pertama yang ada di benak mereka adalah dimana mereka harus tidur. Jam menunjukan pukul 23.00 waktu Penang, perjalanan mengelilingi kota dimulai. Mencari penginapan atau hostel dalam benak, dari satu tempat ke tempat yang lain semua full booking, ada satu hostel kosong tapi dengan harga 2 - 3 kali lipat harga normal.
Wah satu little india pun sudah terlewatkan hanya untuk mencari tempat tidur, belum lagi adegan pengusiran dari mesjid dengan kata kata "Go street", sampai sekarang pertanyaan belum terjawab adalah, apakah di setiap mesjid disana ada penjaganya dan melarang orang masuk hanya karena membawa backpack hemmmh entahlah.
ok kita duduk dulu istirahat. Kaki rasanya sudah gak bisa napak, karna berhari-hari banyak jalan ketimbang naik transport umum. Lelah, ngantuk, flu sudah mulai menjalar di badan.
"Ok cemane care e kita harus tiduk, ape kite tiduk disini bai??? Ato dak kite balik agik ke halte bus yg pertama kita sampai"
Hah rasanya ini pilihan yg sulit, tidur di depan ruko orang atau balik lagi ke tempat jalan yang pertama padahal kaki sudah lelah kali. Finally kita putusin tidur di halte bus awal sampai di dekat pelabuhan.
Gak ada debat, gak ada komunikasi, cuma ketawa cekikan masing-masing karena ternyata perjalanan sesusah ini. Dan kita harus tidur di halte bus yang ternyata tempat duduknya adalah dua buah besi bulat panjang. Apalah mau dikata dimana pun yang penting harus tidur. Sebelum tidur kita lihat jadwal bus pertama adalah jam 04.00 pagi dan kita harus berangkat pada jam itu.
Bus sudah berjejeran ketika aku buka mata, ah rasanya mata ini tak mau membuka, tubuh ini tak mau berangkat ini seperti tidur di kasur. Pada perundingan malam sebelumnya kita sudah putuskan untuk lanjut jalan ke "Kek Lok Si Temple". Dibawa berjalan keliling dengan bus kota, lihat kiri kanan seperti apa kota George Town di pagi hari, rupanya kita sampai di jalan menuju temple.
Oh my god ternyata ini belum berakhir, dari ujung jalan terlihat kelip lampu temple yg menyejukkan mata, dan kita harus jalan lagi. Ok... Masing-masing menyemangati diri sendiri sembari mencari air untuk buang air atau sekedar cuci muka. Dan ternyata jalan menanjak dan kurang lebih 3 km harus di lalui... Tuhaaann luar biasa perjalanan ini.
Dan setelah sampai di depan gerbang temple sempurna sekali, temple baru buka jam 07.00 pagi dan kita sudah sampai jam 05.00 lewat. Apalah daya kita harus menunggu lagi, kita duduk di depan gerbang lebih tepatnya jalan lalu lalang orang, satu persatu dari kita tiduran di jalan beralas tas, dan disapu angin pagi yang sejuk, daaan kita tertidur guys... Tidur di tengah orang lalu lalang jogging dan motor hilir mudik. Rasanya ini tempat tidur paling enak sedunia.
Ketika seorang bapak tua pembuka pintu datang, rasanya moment paling menenangkan hari itu,
Perjalanan adalah sebuah moment panjang, dramatis, berdarah darah, tapi jika mampu memaknainya, semua akan indah pada waktunya
Previous Post
Next Post

0 comments: