Saturday, February 3, 2018

Trip to Kalimantan Timur


Perjalanan dari Pangkalpinang ke Balikpapan sedikit bikin emosi, berniat transit menggunakan salah satu maskapai berujung pembatalan keberangkatan dan harus berganti maskapai. 

Awal maskapai merubah jadwal keberangkatan menjadi delay yang otomatis merubah jadwal penerbangan transit ke Balikpapan, sudah ngomel-ngomel ke maskapai, namun saran dari mereka untuk merubah maskapai yang otomatis merubah terminal dari 2 ke 1 Soeta. Setidaknya niat baik mereka menawarkan masuk lounge gratis dan penggantian uang karena terlambat, walaupun harus lari-larian antar terminal karena pesawat telat untungya sudah di check in dari bandara Pangkalpinang.

Jakarta - Balikpapan dengan jarak tempuh penerbangan kurang lebih 2 jam. Kesan pertama masuk bandara "Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan" adalah bagus dan keren, sesuailah dengan kesan Kalimantan "Pulau Kaya". Entah kenapa selalu suka dengan pengumuman perbedaan waktu karena dari WIB pindah ke WITA :)

Hari pertama "Balikpapan"
Jalan-jalan di pasar Manggar balikpapan. Suasananya tidak jauh berbeda dari pasar tradisional lainnya di Indonesia, namun jika dibandingkan harganya dengan Pangkalpinang harga barang seperti sayuran, rempah-rempah, serta ikan dkk jauh lebih murah dan terjangkau. Kata sepupu ane disini barang mentah murah tapi barang jadi mahal, makanya ekonomi masyarakat berkecukupan. 

Siangnya keliling kota Balikpapan, singgah ke mall dan lanjut ke "Objek Vital Nasional di Balikpapan". Sempat bertanya-tanya apa itu Objek vital?? ternyata Objeknya adalah kilang minyak pertamina dan merupakan pusat pertamina di Indonesia. Kalau di Bangka Belitung dengan fasilitas ciri khas Timah; Rumah Sakit Timah, Perumahan Timah, Kantor Timah, Sekolah dan Kampus dukungan Timah. Sepertinya Balikpapan dengan ciri khas Pertamina; Rumah sakit Pertamina, Kantor Pertamina, Perumahan Pertamina dll. Oh iya ditambah dengan perusahaan-perusahan Batu bara.




Hari ke-dua "Samboja"

Perjalanan di Kaltim lanjut ke daerah Samboja, tepatnya "Konservasi Orang Utan Samboja Lestari" milik BOS Foundation.

Terdapat kurang lebih 8 orang utan yang ditempatkan di beberapa pulau buatan. Ada 2 orang utan ibu beserta anaknya tinggal di pulau 0 yang sebentar lagi akan di release ke hutan alami. 3 Orang utan di pulau 5 dan 2 orang utan di pulau 6. Rata-rata orang utan berstatus yatim piatu, terkecuali baby orang utan di pulau 0 yang memiliki ibu namun tidak diketahui ayahnya.

Untuk masuk ke sini harus menggunakan mobil yang disediakan oleh lodge, dan ada paket tour untuk keliling melihat orang utan dan beruang madu yang nanti akan di pandu oleh guide. 

Hampir 95% pengunjung adalah orang luar negeri, sedikit sekali pengunjung lokal ataupun turis dari negri sendiri. Mungkin orang Indonesia bosan lihat hutan dan bule jarang ada hutan seperti di Indonesia khususnya Kalimantan. Agak miris jadinya karna terkesan orang luar lebih perduli ketimbang orang Indonesia sendiri. 



Hari ke-tiga "Samarinda & Kutai"
Perjalanan hari ke-3 dilanjutkan ke kota Samarinda dan kutai kurang lebih 2-3 jam dari Samboja, dan pemandangan yang disuguhkan adalah hutan. Di Samarinda singgah di Islamic Center dan nongkrog sebentar di tepi sungai Mahakam.

Lanjut ke Kutai dan ketika masuk ke Kota sudah terlihat objek-objek unik dimulai dari jembatan Kutai yang kemarin sempat runtuh dan kini sudah berdiri kokoh dan bisa dilewati lagi, ada pulau Ditengahnya lupa apa nama pulaunya dan untuk ke pulau sudah di sediakan jembatan masuk sepanjang 2-3 km, di Pulau pengunjung bisa bermain dan berkeliling dengan sepeda dan bersantai.

Dan gak lupa singgah di museum peninggalan kerajaan Kutai Kertanegara, disana bisa dilihat berbagai macam peninggalan kerajaan dan sejarah bangsa Indonesia mulai dari perkembangan mata uang serta diorama pertambangan batu bara di Kalimantan Timur. 

Kaltim kota yang unik dan lebat dengan hutan, jarak antar kota lumayan jauh apalagi antar Provinsi, harus di tempuh dengan jalur udara jika ingin cepat sampai.  cukup sepi tapi kota dengan kemewahan dan dengan biaya hidup yang cukup tinggi pula.

Rasanya berkunjung ke berbagai daerah membuat ana sadar ciri khas Indonesia tetap ada dilihat dari struktur tata kota, perumahan, pasar. Dimanapun itu Jawa, sumatra, Kalimantan ciri khasnya tetap sama jadi tetap berasa ada di Indonesia 
Previous Post
Next Post

0 comments: