Monday, March 18, 2019

PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA-TULIS ABAD KE-21

Globalisasi yang terjadi pada abad 21 atau era milenium ini mengubah hampir segala aspek kehidupan manusia. Hal ini terlihat pada bidang teknologi, informasi, komunikasi, politik, hukum, kemanan, sosial, budaya, dan ekonomi. Mereka yang berada pada era ini diharapkan dapat memahami kondisi globaliasi dan harus bersiap untuk menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang ada.

Untuk turut berpartisipasi dan berkiprah pada abad ke-21 diperlukan penguasaan keterampilan yang berupa literasi dasar, kompetensi, dan kualitas karakter. Menurut Kirsch Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America’s Young Adult mendefinisikan literasi sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Hal tersebut dapat menjadikan seseorang menjadi literat yang dibutuhkan bangsa agar Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan bahkan bersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain.

Pentingnya kesadaran berliterasi sangat mendukung keberhasilan seseorang dalam menangani berbagai persoalan. Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak saja memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa mendokumentasikan sepenggal pengalaman yang menjadi rujukan di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan sebuah tulisan di surat kabar Kompas (edisi 1 Juni 2016) yang menyinggung baca tulis termasuk kemampuan strategis yang harus dimiliki bila ingin menjadi bangsa yang maju.

Literasi menjadi kecakapan hidup yang menjadikan manusia berfungsi maksimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis. Selain itu, literasi juga menjadi refleksi penguasaan dan apresiasi budaya. Masyarakat yang berbudaya adalah masyarakat yang menanamkan nilai-nilai positif sebagai upaya aktualisasi dirinya. Aktualisasi diri terbentuk melalui interpretasi, yaitu kegiatan mencari dan membangun makna kehidupan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penguasaan literasi yang baik.

Cara sederhana menguasai literasi adalah dengan menanamkan kebiasaan membaca. Membaca akan memberikan manfaat bagi seseorang, yaitu menambah wawasan dan pengetahuan. Menurut Sumardi (2011, hlm. 84), fondasi untuk membangun penguasaan semua ilmu adalah kesenangan dan kebiasaan membaca. Kegemaran membaca adalah kegiatan positif yang akan membuat seseorang semakin pandai daripada seseorang yang tidak memiliki kebiasaan membaca. Dengan membaca juga akan menumbuhkan rasa empati dan mengembangkan minat kita pada hal-hal baru.

Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai untuk menghadapi abad 21 yang ditegaskan dalam World Economic Forum pada tahun 2015. Enam literasi dasar tersebut mencakup literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.

Salah satu di antara enam literasi dasar diatas yang perlu kita kuasai adalah literasi baca-tulis. Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna besar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki kemampuan baca-tulis, seseorang dapat menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik. Terlebih lagi di era yang semakin modern yang ditandai dengan persaingan yang ketat dan pergerakan yang cepat. Kompetensi individu sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup dengan baik.

Forum Ekonomi Dunia 2015 dan 2016 mengartikan literasi baca-tulis sebagai pengetahuan baca-tulis, kemampuan memahami baca-tulis, dan kemampuan menggunakan bahasa tulis. Senada dengan itu, dalam Peta Jalan GLN (Gerakan Literasi Nasional), literasi baca- tulis diartikan sebagai pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis, serta kemampuan menganalisis, menanggapi, dan menggunakan bahasa.

Dengan demikian, pengertian literasi baca-tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

Berkaitan erat dengan membaca, kemampuan menulis pun penting untuk dimiliki dan dikembangkan. Membaca dan menulis berkorelasi positif dengan kemampuan berbahasa dan penguasaan kosakata. Masukan kata-kata dan gagasan didapat melalui membaca, sedangkan keluarannya disalurkan melalui tulisan. Seseorang yang terbiasa membaca dan menulis bisa menemukan kata atau istilah yang tepat untuk mengungkapkan suatu hal. Kemampuan seperti inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik.

Untuk dapat menyerap informasi dari bacaan atau meramu ide menjadi tulisan diperlukan fokus yang baik. Dengan begitu, membiasakan diri untuk melakukan aktivitas membaca dan menulis akan meningkatkan daya konsentrasi dan kinerja otak menjadi lebih maksimal. Literasi baca tulis juga dapat meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dengan adanya. Tanpa literasi baca-tulis yang baik, kehidupan kita akan terbatas, bahkan berhadapan dengan banyak kendala.

Di tengah banjir bandang informasi pada abad 21 melalui pelbagai media, baik media massa cetak, audiovisual, maupun media sosial, kemampuan literasi baca-tulis tersebut sangat penting. Dengan kemampuan literasi baca-tulis yang memadai dan mantap, kita sebagai individu, masyarakat, dan/atau bangsa tidak mudah terombang-ambing oleh berbagai informasi yang beraneka ragam yang datang secara bertubi-tubi kepada kita. Di samping itu, dengan kemampuan literasi baca-tulis yang baik, kita bisa meraih kemajuan dan keberhasilan.

Tidak mengherankan, UNESCO menyatakan bahwa kemampuan literasi baca-tulis merupakan titik pusat kemajuan. Vision Paper UNESCO (2004) menegaskan bahwa kemampuan literasi baca-tulis telah menjadi prasyarat partisipasi bagi pelbagai kegiatan sosial, kultural, politis, dan ekonomis pada zaman modern. Kemudian Global Monitoring Report Education for All (EFA) 2007: Literacy for All menyimpulkan bahwa kemampuan literasi baca-tulis berfungsi sangat mendasar bagi kehidupan modern karena–seperti diungkapkan oleh Koichiro Matsuura, Direktur Umum UNESCO–kemampuan literasi baca-tulis adalah langkah pertama yang sangat berarti untuk membangun kehidupan yang lebih baik (2006).

DAFTAR PUSTAKA
Oviolanda, P., Febrianti, LY. (2017). Pentingnya Penguasaan Literasi Bagi Generasi Muda Dalam Menghadapi MEA (Prosiding). Bandung: Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Suryono, J., dkk. (2017). Materi Pendukung Literasi Baca Tulis (Gerakan Literasi Nasional). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Publik, Literasi. (2018). Literasi Baca Tulis Sebagai Kecakapan Hidup. [Online], https://www.literasipublik.com/literasi-baca-tulis, diakses 18 Maret 2019.
Previous Post
Next Post

0 comments: