Masing-masing model pembelajaran blended learning di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Model Rotasi (Rotation Model) Pada model kelas ini peserta didik akan diatur untuk bergantian menempati pos-pos kegiatan pembelajaran yang telah disediakan. Misalnya akan ada pos untuk kegiatan diskusi, mengerjakan proyek, tutorial secara individual, dan mengerjakan tugas atau latihan. Berikut beberapa model kelas yang termasuk pada kategori model rotasi (rotation model): (a). Model Kelas Station Rotation Sesuai dengan namanya, dalam model pembelajaran ini terdapat beberapa tempat atau perhentian (station) dimana peserta didik dapat menempatinya secara bergiliran sesuai dengan kesepakatan atau arahan dari guru. Pada salah satu perhentian (station), peserta didik dan guru dapat saling berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemui oleh peserta didik. Model pembelajaran ini sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah dasar. Contoh : Akademi KIPP LA memfasilitasi ruangan kelas di suatu Taman Kanak-kanak dengan 15 buah komputer. Pada suatu kegiatan pembelajaran, guru mengatur peserta didik dalam beberapa jenis kegiatan diantaranya yaitu: pembelajaran online, diskusi kelompok kecil, dan kegiatan latihan/tugas secara individual. Gambar berikut mengilustrasikan kegiatan pembelajaran menggunakan model kelas station rotation dalam TK.
(b). Model Kelas Lab/Whole Group Rotation pada model kelas lab/whole group rotation, peserta didik akan diatur untuk berpindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Salah satu ruangan digunakan untuk sesi pembelajaran secara online sedangkan ruangan yang lain digunakan untuk kegiatan yang lainnya. Contoh: Pada suatu pembelajaran, peserta didik berpindah dari ruangan kelasnya menuju laboratorium komputer selama dua jam setiap hari untuk mengikuti pembelajaran matematika dan membaca secara online.
(c). Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom) Model pembelajaran flipped classroom membalik siklus yang biasanya terjadi. Sebelum peserta didik memulai kelas, mereka akan mendapatkan pengajaran secara langsung melalui video secara online. Sehingga ketika kelas dimulai, peserta didik dapat mulai mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya serta dapat meminta bantuan melalui kegiatan diskusi dikelas.
Contoh: Siswa kelas 4 – 6 mempelajari materi matematika melalui video pembelajaran dan menjawab soal-soal yang berkaitan dengan materi tersebut di Moodle. Kegiatan ini dapat dilakukan dimanapun setelah jam sekolah selesai. Kemudian, para siswa tersebut membahas dan mendiskusikan apa yang mereka telah pelajari baik dalam video pembelajaran maupun dalam moodle bersama dengan guru pada saat jam sekolah.
(d). Model Rotasi Individu (Individual Rotation Pada model ini, siswa mendapatkan jadwal yang telah disesuaikan dengan masing-masing individual untuk dapat belajar secara mandiri. Jadwal ini dapat diatur baik oleh guru maupun diatur secara online. Model rotasi individu berbeda dengan model rotasi yang lainnya karena peserta didik tidak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh: SMA Carpe Diem menugaskan peserta didik untuk belajar sesuai dengan jadwal yang diatur. Masing-masing peserta didik belajar secara online di pusat pembelajaran maupun dalam pembelajaran secara tatap muka. Masing-masing sesi berlangsung selama 35 menit.
2). Model Kelas Flex Pada model kelas flex, sebagian besar pembelajaran dilakukan secara online sehingga pembelajaran bersifat sangat fleksibel. Pada model kelas ini, guru dapat berperan sebagai fasilitator melalui sesi diskusi, pengerjaan proyek dalam kelompok, maupun tutoring secara individu. Kunci dari model kelas flex adalah guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang sangat fleksibel bagi peserta didik namun tetap ada interaksi yang bermakna antar peserta didik dan guru selama kegiatan pembelajaran
Contoh: Salah satu akademi di San Fransisco menerapkan model pembelajaran flex, dimana guru yang mengajar pada sesi pembelajaran tatap muka merancang strategi pembelajaran dan intervensi untuk sesi tersebut berdasarkan data yang didapatkan dari kegiatan pembelajaran online yang telah dilakukan sebelumnya.
3). Model Self-Blend Pada model ini, peserta didik dapat mengambil satu atau lebih kegiatan pembelajaran online sebagai tambahan dari kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan. Contoh: Sekolah Quakertown Community di Pennsylvania menawarkan pembelajaran online untuk peserta didik kelas 6-12. Pembelajaran online ini dirancang untuk dapat diakses baik di lingkungan sekolah (cyber lounge) maupun di tempat lainnya. Guru yang memfasilitasi pembelajaran online adalah guru yang juga mengajar pada sesi pembelajaran tatap muka.
4). Model Enriched-Virtual Pada model kelas ini program pembelajaran dibagi menjadi dua sesi, yaitu pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara online. Pada awalnya model kelas enriched-virtual sepenuhnya adalah model kelas online. Namun pada perkembangannya ditambahkan model blended learning untuk memfasilitasi peserta didik melalui pembelajaran tatap muka.
Model enriched-virtual berbeda dengan model flipped karena pembelajaran tatap muka dalam model enriched-virtual tidak dilakukan setiap hari. Model kelas ini juga berbeda dengan model Self-Blend karena pembelajaran yang ditawarkan adalah kegiatan pembelajaran secara utuh, bukan berupa materi secara khusus.
Contoh: Pertemuan pertama progam pembelajaran di dalam suatu eCADEMY dilakukan secara tatap muka. Kemudian, untuk pertemuan selanjutnya peserta didik dipersilahkan untuk dapat belajar secara online saja selama peserta didik dapat menyelesaikan program tersebut dengan nilai minimal yang telah ditentukan.
5). Memilih model kelas yang sesuai Guru dapat memilih dan menggabungkan beberapa model kelas dan disesuaikan dengan kebutuhan guru dan peserta didik. Misalnya, jika ingin memfokuskan suatu pembelajaran pada sesi pembelajaran tatap muka, maka dapat digunakan model kelas flipped. Jika guru ingin membentuk beberapa kelompok kecil dalam pembelajaran sehingga dapat memaksimalkan interaksi dengan peserta didiknya maka dapat mengambil model kelas station rotation atau lab rotation. Sebaliknya, jika guru ingin fokus untuk membelajarkan peserta didik secara online, maka dapat menggunakan model kelas flex. |
0 comments: