Thursday, September 17, 2020

KB 3.2 NEUROSAINS - PEDAGOGI

 





Cornell Notes


Topic:

PEMBELAJARAN BERBASIS NEUROSAINS
Course
Class
Date
a. Pengertian Neurosains, Kapasitas dan Fungsi Bagian Otak Manusia
Secara etimologi (asal kata) neurosains merupakan ilmu neural yang mempelajari sistem syaraf, terutama neuron (sel syaraf otak) dengan pendekatan multidisiplin (Pasiak, 2012); sedangkan secara terminologi (istilah), neurosains adalah bidang ilmu yang menggeluti pada kajian saintifik terhadap sistem syaraf, terutama syaraf otak.

Mac Lean, 1990 (dalam Boediono) melalui teorinya yang dikenal dengan “Trune Brain” membagi wilayah otak manusia menjadi 3 bagian utama yang mengendalikan pikiran dan perilaku seseorang, yaitu daerah batang otak, limbik, dan korteks.
  • Bagian pertama, batang otak merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan pertahanan seseorang ketika mendapatkan suatu ancaman, tekanan, kritikan, atau ketika diliputi rasa takut.
  • Bagian kedua, sistem limbik terletak di bagian tengah atau inti dari otak. Sistem limbik terdiri dari hipokampus, talamus, hipotalamus, dan amigdala. Sistem limbik merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan emosi seseorang.
  • Bagian ketiga, korteks merupakan daerah otak yang berfungsi mengendalikan kemampuan berfikir atau bernalar seseorang. Bagian otak ini dikenal juga sebagai bagian “kerja sekolah” atau “topi berfikir”. berfikir secara logis, rasional dan analitis, melakukan perencanaan dan pengorganisasian, mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa, mengarahkan pengelihatan dan pendengarannya, serta mengembangkan kreatifitasnya

otak kita memiliki dua macam sel, yaitu sel neuron dan sel glial (Jensen, 2008). Pertama, sel neuron berfungsi menyalakan, mengintegrasikan, dan mengolah informasi secara terus menerus di sepanjang celah mikroskopik yang disebut sinapsis.
b. Cara Otak Kita Belajar
dari segi prespektif neurosains, proses belajar adalah proses pembentukan hubungan-hubungan baru antar neuron-neuron. Belajar adalah proses membangun dan mengubah koneksi-koneksi dan jaringan-jaringan saraf (sinaptik). Belajar terjadi ketika sebuah axon (yang merupakan perluasan yang lebih kecil dan menyerupai kaki) bertemu dengan sebuah dendrit dari sel yang ada di sekitarnya. Rakhmat (2005) menjelaskan bahwa, Axon dan dendrit berkomunikasi dengan mengirimkan zat kimia yang dinamakan neurotransmitter, melalui sinapsis.

Sistem pengolahan informasi (pengetahuan) dalam otak terdiri dari register sensorik, memori jangka pendek atau memori kerja (Working Memory), dan memori jangka panjang (Long Term Memory). Menurut hasil penelitian, sebagian besar memori kita tersebar sempurna di seluruh korteks. Memori Jangka Pendek di dalam otak kita menempati pada banyak bagian otak terutama dalam korteks prefrontal pada lobus frontal. Sedangkan, memori yang lainnya seperti memori suara berada dalam korteks auditori, memori nama benda dan kata ganti terlacak berada pada lobus temporal, dan memori pembelajaran reflektif, prosedural, respon terkondisi terletak pada otak bagian serebelum (Jensen, 2008).
c. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis Neurosains
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. Secara umum, memori jangka pendek otak kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada pagi hari dan paling tidak efektif pada sore hari, sebaliknya memori jangka panjang kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada sore hari.
  2. Otak kita memiliki siklus bio-kognitif terkait perhatian yang naik turun setiap 90 menit. Dalam 24 jam otak kita memiliki siklus naik turun perhatiannya sebanyak 16 kali. Jika siswa sedang berada pada titik terendah siklus perhatian mereka (mengantuk), langkah terbaik yang perlu dilakukan adalah mengajak peserta didik untuk melakukan gerakan-gerakan peregangan dan gerak badan untuk membantu memfokuskan kembali perhatian mereka.
  3. Pembelajaran akan lebih optimal, apabila mampu mengembangkan kedua belahan otak kanan dan kiri secara seimbang. Otak kanan lebih bersifat intuitif, acak, divergen (banyak alternatif pemikiran), dan tidak teratur. Sedang otak kiri cenderung bersifat linier, teratur, dan divergen (satu alternatif pemikiran). Otak kiri menyerap informasi berupa kata-kata dan bahasa, sedangkan otak kanan menyerap informasi dengan gambar, warna, dan musik (Dryden, 2001).
  4. Belahan otak kanan dan kiri kita mengalami siklus efisiensi secara bergantian setiap sembilan puluh sampai seratus menit, dari spasial tinggi-verbal rendah-verbal tinggi-spasial rendah. Dengan kata lain, dominasi otak kita berpindah secara bergantian dari kanan ke kiri dari kiri ke kanan enam belas kali sehari
  5. Pembelajaran mencapai hasil terbaik apabila difokuskan pada pembahasan materi, dipecah kegiatan lain seperti kerja kelompok, kemudian difokuskan kembali pada pembahasan materi
  6. Pembelajaran akan menarik perhatian otak, jika memperhatikan perubahan gerakan, cahaya, kekontrasan, dan warna
  7. Proses pembelajaran agar optimal perlu memperhatikan beberapa faktor lingkungan, diantaranya yaitu: suhu ruangan, pilihan warna kelas, desain warna tampilan media, pengaturan ruang kelas termasuk setting tempat duduk, pencahayaan, tanaman, musik, aroma, perbandingan luas ruangan dengan jumlah peserta didik, ketersediaan air minum, dan media pembelajaran.
  8. Proses pembelajaran akan lebih optimal jika peserta didik memperoleh asupan gizi dan nutrisi yang cukup, sehingga anak memiliki hemoglobin dalam darah (HB) yang tinggi
  9. Emosi memicu perubahan zat kimiawi dalam tubuh yang dapat mengubah suasana hati dan perilaku peserta didik
d. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains
pembelajaran berbasis neurosains pada dasarnya adalah pengembangan jaring-jaring neuron yang berorientasi pada tujuan.
Menurut Jensen (2008) pembelajaran berbasis neurosains dapat dilaksanakan menggunakan lima tahap pembelajaran yaitu: Dari kelima tahapan tersebut, terdapat tiga tahap yang paling penting, yaitu akuisisi, elaborasi, dan formasi.
  1.  persiapan,, Tahap ini merupakan tahap pemberian kerangka kerja bagi pembelajaran baru dan mempersiapkan otak peserta didik dengan koneksi-koneksi yang memungkinkan contohnya melakukan presentasi visual garis besar keseluruhan materi pelajaran yang akan dipelajari, dan menjelaskan kaitan topik materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari
  2. akuisisi, Akuisisi dapat dilakukan melalui pembelajaran langsung & tidak langsung. Secara neurologis, akuisisi adalah proses memformulasikan koneksi sinaptik baru antar neuron melalui axon dan dendrit yang terdapat pada setiap neuron. contoh kegiatan melalui kegiatan pembelajaran yang bervariasi diantaranya melalui kegiatan diskusi, pembelajaran dengan memanfaatkan media visual, stimulasi lingkungan, pengalaman praktis seperti percobaan (eksperimen), simulasi, kegiatan manipulatif, video refleksi, proyek-proyek kelompok, dan aktivitas berpasangan
  3. elaborasi (koreksi kesalahan & pendalaman), merupakan tahap untuk memastikan bahwa apa yang dikuasai peserta didik adalah ilmu yang benar dan akurat. Lakukanlah umpan balik, koreksilah hasil diskusi mereka jika terjadi miskonsepsi (kesalahan konsep), dan tegaskanlah pemahaman mereka melalui presentasi visual yang menarik atau pemutaran video, dan lain sebagainya
  4. formasi memori (pembelajaran menggabungkan sandi), tahap formasi memori. Tahap ini dapat disebut sebagai tahap pembelajaran yang merekatkan ikatan koneksi neuron lebih kuat. Ada faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pembangkitan kembali memori, diantaranya yaitu istirahat yang cukup, intensitas emosi, konteks pembelajaran, nutrisi, kuantitas dan kualitas koneksi, tahap pengembangan, kondisi peserta didik, dan pembelajaran sebelumnya
  5. integrasi fungsional (penggunaan yang diperluas), adalah upaya untuk memperkuat dan memperluas materi pembelajaran. Upaya dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi. contoh kegiatan mintalah para peserta didik menulis sebuah essay atau artikel terkait apa yang telah mereka pelajari dan atau memberikan kuis kepada peserta didik secara verbal atau secara tertulis

perayaan kelas merupakan bentuk penghargaan atas usaha keras yang telah para peserta didik lakukan dalam proses pembelajaran. Perayaan yang paling sederhana dapat dilakukan dengan tos lima jari kepada peserta didik, atau mengucapkan yel-yel keberhasilan belajar peserta didik secara bersama-sama.



Previous Post
Next Post

0 comments: