Monday, September 14, 2020

Kurikulum - Pedagogi

 



Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Bagi peserta didik, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman belajar



Konsep dasar kurikulum

kurikulum harus mencakup dua sisi yang sama penting, yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan
Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran
Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini mewarnai
teori-teori dan praktik pendidikan.

Pandangan yang menganggap kurikulum sebagai mata pelajaran merupakan pandangan yang dianggap tradisional, walaupun sebenarnya pandangan ini masih banyak dianut dan mewarnai kurikulum yang berlaku di Indonesia.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah. Kegiatan yang dimaksud tidak hanya kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler tetapi juga mencakup kegiatan peserta didik yang dilakukan di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru.
Kurikulum sebagai rencana atau program belajar
Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.


Pembaharuan kurikulum di Indonesia
Deskripsi

kita telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013.

Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 
1) kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968), 
2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994) 
3) kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013)

kini kurikulum yang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum 2013 yang telah mengalami beberapa perbaikan.  K
Peran, Fungsi dan komponen kurikulum

Kita hanya terjebak pada pengertian kurikulum sebagai dokumen dan seperangkat rencana saja. Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran (Wina Sanjaya;2008) yaitu peran konservatif, peran kreatif dan peran kritis evaluatif.


Peran Konservatif

Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini

Peran Kreatif

Melesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan pada setiap aspek-aspeknya tidak dapat lagi terbendung sebagai suatu keniscayaan. Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut

Peran Kritis dan evaluatif

Dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan atau realitas keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan dilakukan suatu modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan. 

Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mcneil (2006) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 
  1. fungsi pendidikan umum (common and general education),  Fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab
  2. suplementasi (suplementation), Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap peserta didik sesuai dengan perbedaan yang dimilikinya
  3. eksplorasi, Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
  4. keahlian, Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat peserta didik.



Komponen Kurikulum
Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan (Zais:1976). 

Tujuan
Tujuan dalam kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud dari suatu proses pendidikan. Tujuan kurikulum yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap komponen yang lainnya baik itu isi atau content, aktivitas belajar dan evaluasi.


Isi (Content)
Merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa. Menurut Zais (1976) menentukan empat kriteria dalam melakukan pemilihan isi atau content kurikulum yaitu; kriteria signifikansi, kriteria kegunaan, kriteria minat dan kriteria pengembangan manusia.

Aktifitas Belajar
Komponen ini dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran yang berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian dari isi kurikulum agar mencapai tujuan kurikulum

Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi suatu kurikulum secara keseluruhan.

Title
Hakikat Pengembangan Kurikulum

pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya.
Kurikulum ideal dan kurikulum aktual
 Melalui kurikulum ideal, guru detidaknya adapat menentukan hal-hal berikut :
1) Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa
2) Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan atau penguatan kompetensi
3) Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapaian tujuan
4) Menentukan keberhasilan pencapaaian tujuan atau kompetensi

jika ada kurikulum yang menjadi acuan dan menjadi standar maka kurikulum yang terlaksana atau dilaksanakan di lapangan berdasarkan kurikulum standar itulah yang dinamakan sebagai kurikulum actual
Kurikulum tersembunyi
Kurikulum pada hakektnya berisi ide atau gagasan. Ide atau gagasan itu selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan logis yang memperhatikan unsur scope dan sequence, selanjutnya dokumen tertulis itulah yang dinamakan dengan kurikulum yang terencana (curriculum document or written curriculum) atau kurikulum ideal yang berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

itu. Segala sesuatu yang tidak direncanakan atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku siswa itulah yang dinamakan kurikulum tersembunyi.

Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi perilaku sebagai hidden kurikulum
  1. Aspek yang relative tetap adalah ideologi, keyakinan, nilai budaya masyarakat yang mempengaruhi sekolah termasuk didalamnya menemukan budaya apa yang patut dan tidak patutu diwariskan kepada generasi bangsa
  2. Aspek yang dapat berubah meliputi variable organisasi sistem social dan kebudayaan

prinsip untuk mengembangkan kurikulum:
  1. Prinsip Relevansi, Ada beberapa jenis relevansi yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal bisa diartikan sebagai setiap tujuan yang harus dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi, atau metoda yang digunakan serta alat penilaan untuk melihat ketercapaian tujuan. relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebuthan dan tuntutan masyarakat.
  2. Prinsip Fleksibilitas, Kurikulum yang bersifat fleksibel artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan memungkinkan untuk dilaksanakan.
  3. Prinsip Kontinuitas, mahasiswa, kurikulum ini harus memiliki efek kesinambungan antara jenjang satu kepada jenjang lainnya
  4. Prinsip Efektivitas, rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar
  5. Prinsip Efisiensi, perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum
implementasi kurikulum di dalamnya merupakan sebuah jembatan antara ide dan aplikasi. Hal ini berarti memiliki dua makna yaitu implementasi sebagai instrumen ataupun sebagai proses

Guru
kompetensi yang penting yang harus ada dalam jiwa guru adalah kompetensi sebagai guru dan juga perilaku, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kualitas hubungan rekan sejawat.

Faktor Peserta didik
Peserta didik memiliki peranan penting dalam implementasi kurikulum. Selain merupakan hasil atau subjek daripada pendidikan, peserta didik memiliki lingkungan yang berbeda.

Faktor Sarana dan Fasilitas
Keberadaan sarana dan fasilitas menjadi salahsatu faktor penunjang, Karena keberadaan sarana dan fasilitas memiliki pengaruh yang baik untuk mengingat pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Faktor Lingkungan Sekolah
Pengimplementasian kurikulum akan berbeda cara dengan lingkungan yang berbeda. Lingkungan sekolah, bukan hanya soalan mengenai kondisi fisik, namun juga kondisi mental dalam suatu sekolah

Faktor Budaya dan Ideologi
kurikulum bisa diimplementasikan dengan mengintegrasikan antar kebudayaannya. Implementasi kurikulum yang baik adalah dimana
kurikulum tidak mencabut akar budaya masyarakat sekitanya

selain faktor-faktor yang telah dijabarkan di atas ada juga faktor lain yang mempengaruhi dalam implementasi kurikulum yaitu faktor
perencanaan yang mencakup mengenai penilaian awal sebuah perencanaan pembelajaran dan faktor evaluasi yang harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui sejauh mana efektvitas implementasi kurikulum terutama di ruang kelas

Title
Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan

Perubahan itu sebuah keniscayaan. Tidak ada yang tidak akan berubah kecuali perubahan itu sendiri. – Heraclitus

Kesiapan guru menerima perubahan
diantara banyaknya perubahan yang terjadi dengan cepat, terkadang kita sulit untuk berubah dan mau berubah. Zimmerman mengatakan bahwa resistensi yang dialami oleh guru dikarenakan model mental yang sudah tertanam dalam jiwa guru dan penolakan terhadap perubahan. Maka, untuk mengantisipasi tidak terjadinya perubahan yang diharapkan, diperlukan kondisi perubahan mental yang kuat dan perubahan model mental .
Keterbukaan pola berpikir

salah satu sifat kurikulum adalah harus menyesuaikan dengan masa depan, Adapun tantangan kurikulum yang harus dihadapi adalah :
  1. Bonus demografi, Bonus demografi adalah keadaan dimana sumber daya manusia dalam usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari pada usia non produktif.
  2. Teknologi di ruang kelas

Untuk mengatasi kesenjangan antara adaptasi manusia denga perkembangan teknologi adalah dengan adanya akselerasi proses belajar agar manusia dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Salahsatu cara dalam mengakselerasi proses adaptasi adalah dengan mengalukan integrasi teknologi di ruang kelas, tentu disesuaikan dengan kebutuhan anak untuk belajar bersama teknologi. Dalam proses ini ada sebuah integrase teknologi yang akan mensinergikan antara materi pembelajaran dan strategi pembelajaran (Pujiriyanto: 2012).

  1. Globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan, globalisasi adalah salahsatu penggerak utama perubahan social, ekonomi,  politik, dan, dan budaya dalam satu atau lain cara (Piliang, 2018). Dampak dari globalisasi yang menuntut perubahan, maka pemerintah seperti “berusaha” untuk menyesuaikan pendidikan sehingga akan terjadi perubahan kurikulum. Arah pendidikan ini merupakan jawaban permasalahan atas permasalah pendidikan klasik di Indonesia yaitu pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.
  2. Pendidikan abad 21, Menurut UNESCO tujuan pendidikan di abad 21 membutuhkan berbasis sintesis yang tinggi, sebuah keterpaduan baru, kebutuhan individual adan tanggungjawab sosial. beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam kurikulum masa depan yaitu Pembelajaran harus selalu menjadi berpusat pada peserta didik yang menjadi pusat belajar dan pusat kegiatan belajar sedangkan guru menjadi fasilitator
  • pendidikan harus selalu berkolaborasi dengan lembaga lain, untuk meningkatan berbagai mutu pendidikan selain itu menambah keilmuan bidang-bidang tertentu yang tidak didalami dalam kurikulum.
  • belajar harus memiliki konteks dimana dalam sebuah proses pembelajaran harus bisa dikaitkan dengan berbagai macam kasus dalam kehidupan sehari-hari sehingga belajar itu memiliki pijakan yang nyata untuk anak,
  • sekolah harus berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat




Previous Post
Next Post

0 comments: