a. Konsep Pendidikan
Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar orang tersebut mencapai kedewasaan (Winkel;2012).
Dalam bahasa Yunani pendidikan juga dikenal dengan istilah “Paedagogiek” (pedagogik) yang artinya ilmu menuntun anak.
pendidikan adalah untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik dan ke arah yang positif( pedagogik)
Pendidikan sama sekali bukan untuk merusak kepribadian anak atau membawa mereka ke arah yang negatif seperti memberi bekal pengetahuan atau keterampilan
bagaimana menjadi penjahat, pencuri dan sebagainya (demagogik).
pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Alasan Penting Kenapa Pedagogik
kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan memilih berbagai tindakan yang paling baik untuk membantu perkembangan peserta didik.
Kompetensi pedagogik akan menghindarkan seorang pendidik profesional melakukan kegiatan pembelajaran yang bersifat monoton dan bersifat demagogik,
dan membuat peserta didik kehilangan minat serta daya serap dan konsentrasi belajarnya.
b. Landasan Ilmu Pendidikan
landasan merupakan suatu dasar pijakan atau fondasi tempat berdirinya sesuatu.
Berdasarkan sifatnya landasan pendidikan dibagi 2;
Landasan material lebih bersifat fisik atau berwujud seperti sarana prasarana, peserta didik, dan lingkungan
Landasan konseptual lebih bersifat asumsi atau teori-teori, contohnya adalah UUD 1945 dan teori pendidikan.
Macam-macam landasan konseptual ilmu pendidikan
Title | Landasan Filosofis |
Landasan Filosofis | pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan |
Teori Pendidikan | essensialisme, filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis Exm. Matematika behaviorsisme, beberapa akar atau sumber ideologi atau filsafat yaitu realisme dan positivisme. Behaviorisme pendidikan memandang perilaku siswa ditentukan oleh stimulus dan respon perenialisme, hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa. Exm : bahasa,
matematika, logika dan IPA dan Sejarah
progresivisme, perubahan untuk maju rekronstruktivisme, suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progesif dalam pendidikan (menempatkan sekolah atau lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat) humanisme, merupakan kelanjutan dari prinsip progresivisme karena telah menganut banyak prinsip dari aliran tersebut seperti pendidikan yang berpusat pada siswa, guru tidak otoriter fokus terhadap aktivitas dan partisipasi siswa.
|
Tujuan Pendidikan Indonesia | pembentukan manusia Indonesia yang ideal yaitu manusia seutuhnya yang diwarnai oleh sila-sila Pancasila Secara ontologi pendidikan memiliki objek telaah yang riil yaitu manusia Dari sudut pandang filsafat aksiologi, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan ke arah yang positif Epistimologi membahas konsep-konsep dasar yang sangat umum dari proses mengetahui sehingga erat kaitannya dengan metode pengajaran dan pembelajaran.
|
Jenis Pengetahuan (Bloom) | faktual, (a) Pengetahuan tentang terminologi (label dan simbol verbal dan nonverbal (misalnya, kata, angka, tanda dan gambar), (b) Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik (peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi dan semacamnya ) konseptual, (a) Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, (b) Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, (c) Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur prosedural, (a) Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme. (b) Pengetahuan tentan teknik dan metode dalam bidang tertentu, (c) Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat metakognitif, (a) Pengetahuan strategis (pemecahan masalah), (b) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif. (c) Pengetahuan diri
|
Title | Landasan Yuridis |
Landasan Yuridis Pendidika | aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan |
Teori Pendidikan | a) Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional b) Undang-Undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan c) Peraturan Pemerintah |
Title | Landasan Empiris |
Landasan Empiris | Terdiri dari Landasan Psikologi, Landasan Sosiologis, Landasan Historis & Landasan Religi |
Landasan Psikologi | Menurut Piaget terdapat empat perkembangan kognisi anak : Periode sensori motor pada usia 0-2 tahun, pada usia ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks Periode praoperasonal yaitu usia 2-7 tahun, perkembangan bahasa pada usia ini sangat pesat, peranan intuisi dalam memutuskan sesuatu masih besar, Periode operasi konkret usia 7-11 tahun, anak sudah dapat berpikir logis, sistematis dan memecahkan masalah yang bersifat konkret. Peirode operasi formal usia 11-15 tahun anak-anak sudah dapat berpikir logis terhadap masalah baik yang bersifat konkret maupun abstrak
Psikologi belajar yang berkembang sampai saat ini, Teori disiplin daya/disiplin mental (faculty theory), Menurut teori ini anak sejak dilahirkan memiliki potensi atau daya tertentu (faculties) yang masing–masing memiliki fungsi tertentu, seperti potensi/daya mengingat, daya berpikir, daya mencurahkan pendapat, daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan sejenisnya. Behaviorisme, menganggap bahwa perkembangan individu tidak muncul dari hal yang bersifat mental, perkembangan hanya menyangkut hal yang bersifat nyata yang dapat dilihat dan diamati. Organismic/Cognitive Gestalt Field, Belajar menurut teori ini bukanlah sebatas menghapal tetapi memecahkan masalah, dan metode belajar yang dipakai adalah metode ilmiah dengan cara anak didik dihadapkan pada suatu permasalahan yang cara penyelesaiannya diserahkan kepada masing-masing anak didik yang pada akhirnya peserta didik dibimbing untuk mengambil suatu kesimpulan bersama dari apa yang telah dipelajari
|
Landasan Sosiologis | Pengembangan Prilaku Kawasan kognitif adalah segala upaya yang mencakup aktivitas otak (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi) Kawasan afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, motivasi dan sikap. Kawasan psikomotor meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat cirinya : Kekeluargaan dan gotong royong kebersamaan, musyawarah mufakat; Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat; Negara melindungi warga negaranya; Selaras dan seimbang antara hak dan kewajiban
Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan berlangsung dalam : |
Landasan Historis | Dilihat dari pendidikan di masa lampau Indonesia dapat dikelompokan menjadi enam tonggak sejarah Pendidikan tradisional yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang dipengaruhi oleh agama-agama besar di dunia seperti Hindu, Budha, Nasrani dan Nasrani. Pendidikan kolonial barat yaitu penyelenggaraan pendidikan dinusantara yang dipengaruhi oleh pemerintah kolonial barat terutama kolonial Belanda Pendidikan kolonial jepang yaitu penyelenggaraan pendidikan dinusantara yang dipengaruhi oleh pemerintah kolonial jepang pada masa perang dunia II Pendidikan zaman kemerdekaan, Pendidikan zaman orde lama dan baru, Pendidikan zaman reformasi yaitu penyelenggaraan pendidikan dengan sistem pendidikan desentralisasi.
|
Landasan Religi | Landasan religius ilmu pendidikan bertolak dari hakikat manusia yaitu (1) Manusia sebagai makhluk Tuhan YME; (2) Manusia sebagai kesatuan badan dan rohani; (3) Manusia sebagai makhluk individu, (4) Manusia sebagai makhluk sosial. |
C. Penerapan Landasan Ilmu Pendidikan dalam Praktik Pendidikan
Title | Praktik Pendidikan |
Landasan Filosofis | Berbagai macam aliran filsafat tersebut adalah idealisme, realisme, pragmatisme. Hal ini untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yang seimbang, baik dari aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. |
Landasan Yuridis | Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa. Contoh: mengatur mengenai bahasa pegantar pendidikan nasional Indonesia yaitu menggunakan Bahasa Indonesia, sedangkan bahasa asing digunakan untuk menunjang kemampuan bahasa asing peserta didik dan bahasa daerah digunakan dapat digunakan sebagai pengantar untuk mempermudah penyampaian pengetahuan mengatur tentang pendidik dan tenaga kependidikan, menjelaskan bahwa pendidik harus mempunyai kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
|
Landasan Empiris | Landasan Psikologi praktik pembelajara dapat dilihat dari layanan pendidikan terhadap anak dibuat bertingkat berdasarkan perkembangan individu yang bertahap baik perkembangan biologis, kognitif, afektif maupun psikomotor, yang pada setiap perkemangannya setiap individu memiliki tugas-tugas yang harus diselesaikannya.
Landasan sosiologis Implikasi landasan sosiologis dalam praktik pendidikan dapat tercermin melalui adanya struktur sosial di berbagai lingkungan pendidikan atau tri pusat pendidikan (Exm: Kumite sekolah, mata pelajaran kedaerahan (Mulok,) dll)
Landasan Historis
Landasan Religius Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa konselor sebagai “helper” pemberi bantuan untuk memiliki pemahaman akan nilai-nilai agama, dan komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau peserta didik
|
0 comments: