Saturday, March 20, 2021

Proposal PTK Ubah Judul - PPG (TINGKAT KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH)

 Link Proposal


TINGKAT KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH MELALUI VIRTUAL MEETING DAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DALAM MATERI KATEGORI STRUCTURE QUERY LANGUAGE MATA PELAJARAN BASIS DATA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING 



LAMBANG UNIVERSITAS | www.uny.ac.id




Nama : Desty Yani, S.Kom

No. UKG : 201503015391

No. Peserta PPG : 20290352310049

Program Studi PPG : Teknik Komputer dan Informatika

Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Simpangkatis 




PROGRAM PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020


BAB 1

PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 menghantam dunia pada akhir tahun 2019, perkembangan pandemi ini pun akhirnya sampai ke Indonesia dengan dinyatakannya kasus pertama pada bulan Maret 2020. Seluruh negara mengalami kesulitan untuk menghadapi pandemi dan diperkirakan akan tetap berlangsung sampai dengan akhir tahun 2020.Di tengah pandemi yang terus melaju hingga saat ini tentunya berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Kebijakan social distancing berdampak fatal terhadap kehidupan masyarakat. Salah satu sektor yang terkena dampak adalah sektor pendidikan. Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memutuskan bahwa proses belajar dari sekolah dilakukan di rumah dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Pembelajaran secara daring diumumkan pemerintah dimulai pada 17 Maret 2020 dan dilaksanakan seluruh sekolah yang ada di Indonesia dari sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi. 

Dalam pemilihan metode pembelajaran pada masa pandemi sebaiknya guru selalu memperhatikan faktor siswa yang menjadi subjek belajar, karena setiap siswa pada dasarnya memiliki kemampuan serta cara belajar yang berbeda beda dengan siswa yang lainnya. Perbedaan tersebutlah yang dapat menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda dari setiap individu siswa. Dengan segala keterbatasan dan permasalah yang ada tidak berarti mengorbankan siswa dalam pelaksanaanaan pembelajaran, melainkan dibutuhkan sebuah alternatif pembelajaran yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan seluruh individu siswa. 

SMK Negeri 1 Simpangkatis yang berada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan hal serupa selama pandemi, yaitu pembelajaran secara daring. Namun, dalam perkembangannya status pelaksanaan pembelajaran berubah seiring dengan perkembangan Covid-19 di daerah masing-masing. Pelaksanaan pembelajaran ini akan mengikuti keputusan yang dibuat oleh tim satgas Covid-19 yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan sejak pembelajaran jarak jauh diterapkan khususnya pada siswa kelas XI RPL dalam mata pelajaran Basis data, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, antara lain; tingkat kehadiran siswa menurun pada saat pembelajaran berlangsung, penurunan nilai yang signifikan terjadi pada hampir seluruh siswa, motivasi belajar siswa yang menurun untuk melaksanakan pembelajaran.

Metode belajar yang digunakan selama masa pandemi berlangsung adalah dengan penggunaan Learning Management System (LMS) Google Class Room dan Whatsapp Group tanpa bertatapan langsung dengan siswa. Hal ini menjadi hipotesis awal penyebab menurunnya keaktifan dan pemahaman materi pada siswa, karena siswa belajar mandiri tanpa ada bimbingan langsung dari guru secara tatap muka. 

Berdasarkan permasalah yang ada, maka dibutuhkan metode yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam menghadapi masa pandemi ini. Mengingat hal tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul: TINGKAT KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH MELALUI VIRTUAL MEETING DAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DALAM MATERI KATEGORI STRUCTURE QUERY LANGUAGE MATA PELAJARAN BASIS DATA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING. Dengan mengkolaburasikan dua metode yaitu virtual meeting dan Learning Management System dapat menjadi solusi terkait permasalahan yang terjadi.


  1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang terjadi antara lain:

  1. Pada kegiatan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran basis data minat belajar siswa menurun. 

  2. Pada kegiatan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran basis data hasil belajar siswa Menurun.

  3. Pada kegiatan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran basis data siswa kurang aktif dalam pemebelajaran dan kehadiran. 


  1. Analisis Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

  1. Menurunnya minat belajar siswa pada mata pelajaran basis data selama pembelajaran jarak jauh

  2. Menurunnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran basis data selama pembelajaran jarak jauh.

  3. Kurangnya keaktifan dan kehadiran siswa pada mata pelajaran basis data dalam pembelajaran jarak jauh




  1. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka rumusan masalah pada penelitian ini antara lain:

  1. Bagaimana meningkatkan keaktifan dan kehadiran siswa dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Basis Data menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning melalui virtual meeting dan Learning Managemen System?

  2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh mata pelajaran Basis Data menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning melalui virtual meeting dan Learning Managemen System?


  1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

  1. Menguji penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran jarah jauh.

  2. Meningkatkan keaktifan dan kehadiran siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran jarah jauh melalui virtual meeting dan Learning Managemen System.

  3. Meningkatkan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada pembelajaran jarah jauh melalui virtual meeting dan Learning Managemen System.


  1. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

  1. Sebagai solusi untuk menghadapi kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh.

  2. Siswa dapat lebih aktif dan meningkatkan prestasi belajar walaupun pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan.

  3. Guru memiliki alternatif dalam penggunaan model dan metode belajar ketika menghadapi proses pembelajaran jarak jauh. 

Monday, March 15, 2021

Proses Setelah Lulus PPG Dalam Jabatan

 Assalamualaikum,

Hai semua,

Kali ini pembahasannya tentang apa saja proses yang dilakukan setelah lulus PPG Dalam Jabatan.

Menunggu

Sebenarnya setelah diumumkan kelulusan ujian terakhir PPG di awal januari 2021, gak banyak yang dilakuin selain menunggu. Menunggu apa saja :
  1. Proses pertama menunggu Surat Keterangan Lulus yang didalamnya terdapat Nomor sertifikasi, nah untuk proses yang satu ini ya cuma nunggu aja sih dari grup. Kemudian admin kelas menginfokan bahwa SKL sudah bisa di download.
  2. Setelah mendapatkan SKL yang tertera nomor sertifikasinya, ini diserahkan ke operator dapodik untuk diinputkan. Namun, gak semua teman melakukan hal ini karena PPG Dalam Jabatan sudah terintegrasi dengan data di GTK Pusat. Jadi tanpa melalui input data di dapodik secara automatis akan terkoneksi. Tapi lebih baik di cek aja keduanya.
  3. Informasi dari Dinas Pendidikan pun ada beberapa yang disampaikan ke peserta ada yang kita dapatkan dari peserta lainnya. Jadi sembari menunggu pantengin aja grup PPG. 
  4. Selanjutnya selang berapa waktu akan ada tambahan keterangan di bagian Sertifikasi Pendidik sebelah kanan bawah, disitu akan tertera status kelulusan sertfikasi beserta Nomor Registrasi Guru dan status di info gtk menjadi SEDANG UJI COBA. Untuk NRG akan otomatis di generate oleh sistem jadi tidak perlu mengajukan usulan apapun.
  5. Sertifikat => untuk sertifikat sendiri ini masing-masing kampus berbeda prosedur pengirimannya. Ada yang sudah mendapatkan softcopy terlebih dahulu ada yang tidak. Kalau saya pribadi harus menunggu kiriman dari kampus ke Diknas untuk sertifikat yang hardcopy dan tidak mendapatkan softcopy.
  6. Selanjutnya adalah status di Info GTK berubah kembali menjadi STATUS VALIDASI TUNJANGAN PROFESI: VALID (Menunggu verifikasi dinas). Pada tahap ini akan muncul didalam detail info GTK status data kelulusan sertifikasi pendidik.

Tetapi ada juga teman yang memiliki STATUS VALIDASI TUNJANGAN PROFESI: TIDAK VALID (2. Hasil verifikasi data terakhir masih belum valid)
            Solusinya:
Tahap selanjutnya akan yang muncul di Info GTK adalah STATUS VALIDASI TUNJANGAN PROFESI: VALID (Sudah Terbit SKTP)


Tahap terakhir adalah pencairan dari Dinas/Kementrian, ada serangkaian prosedur yang harus dilalui (mungkin setiap daerah atau sekolah akan berbeda) seperti pencairan di Triwulan ke berapa, kemudian serangkaian tanda tangan dan surat menyurat. 

Jadi selama menunggu SKL, Sertifikat, NRG dan lain-lain pastikan seluruh data di dapodik sudah benar dan data yang ada di SIMPKB juga tersinkronisasi dengan baik. Agar tidak repot pada saat proses validasi data untuk pencairan sertifikasi.

Pengalaman kemarin juga selama masa PPG, saya punya dua akun SIMPKB yang satunya terkoneksi ke dapodik satunya tidak. Dan yang digunakan untuk PPG adalah yang tidak terkoneksi dapodik. Jadi masalah ini saya sudah urus terlebih dahulu dengan operator MGMP dan Operator Dinas Pendidikan. Ada teman sekelas yang sampai dengan selesai PPG masih memiliki 2 akun SIMPKB dan akhirnya itu jadi menghambat proses validasi.

Update :
Ternyata untuk di verval dinas karena saya adalah Honor daerah Tingkat 1, butuh perjuangan sedikit. Operator dinas tidak serta merta mau memverval karena terkendala pada lemahnya SK Pengangkatan sebagai honoren.

Mungkin teman-teman honorer juga ada yang merasakan bahkan sudah lulus sertifikasi tidak kunjung mendapatkan TPG. Hal ini disebabkan oleh SK Pengangkatan honorer yang bisa jika itu ditandatangani oleh Gubernur, Bupati atau Walikota langsung.

Sebagian honorer masih dengan SK Pengangkatan sekolah atau kepala dinas, dan ini sangat lemah. Di peraturannya sendiri juga gak bisa.

Setelah berdiskusi dengan seluruh honorer daerah dan operator dinas akhirnya kami para honorer sertifikasi harus menandatangi Surat Pernyataan Bersedia Mengembalikan Uang jika ada temuan.

Tentunya hal ini tidak akan berlaku sama antar setiap daerah, hal ini pernah jadi batu sandungan juga ketika dulu mau ikut PLPG. Kalau mau baca pernah saya tulis disini

Jadi untuk teman-teman honorer semoga semua dipermudah ya...

Perubahan Info GTK

Ada beberapa perubahan yang terjadi di Info GTK setelah selesai melaksanakan PPG. Tahap pertama akan ada penambahan tabel verifikasi data tunjangan, ini muncul setelah sertifikat PPG keluar. Kemarin sih ada yang auto terisi sendiri, kalau saya pribadi sempat menyerahkan ke operator dapodik, seperti yang diceritakan diatas.

Tahap kedua, setelah proses verifikasi selesai. Selanjutnya adalah validasi dari dinas bagi Guru Pemerintah, dan ini kemarin yang terkendala bagi kami guru honorer. Tapi temen-temen yayasan aman-aman saja. Jika tabel ini muncul maka SKTP sudah terbit.


Selanjutnya menunggu SP2D terbit dan nomor rekening dari pusat, karena bukan PNS ya... 



Saturday, December 19, 2020

Konsep Recovery DBMS

Konsep Recovery DBMS

 Recovery (pemulihan) merupakan upaya uantuk mengembalikan basis data ke keadaaan yang dianggap benar setelah terjadinya suatu kegagalan. Terdapat 3 jenis recovery, yaitu:

  • Pemulihan terhadap kegagalan transaksi: Kesatuan prosedur alam program yang dapat mengubah/memperbarui data pada sejumlah tabel.
  • Pemulihan terhadap kegagalan media: Pemulihan karena kegagalan media dengan cara mengambil atau memuat kembali salinan basis data (backup)
  • Pemulihan terhadap kegagalan sistem: Karena gangguan sistem, hang, listrik terputus alirannya.

Berikut ini adalah fasilitas pemulihan pada DBMS :
  • Mekanisme backup secara periodik
  • Fasilitas logging dengan membuat track pada tempatnya saat transaksi berlangsung dan pada saat database berubah.
  • Fasilitas checkpoint, melakukan update database yang terbaru.
  • Manager pemulihan, memperbolehkan sistem untuk menyimpan ulang database menjadi lebih konsisten setelah terjadinya kesalahan.

Adapun teknik pemulihan yang dapat dilakukan adalah:
  • Defered upate/perubahan yang ditunda, yaitu perubahan pada basis data tidak akan berlangsung sampai transaksi ada pada poin disetujui (COMMIT). Jika terjadi kegagalan maka tidak akan terjadi perubahan, tetapi diperlukan operasi REDO untuk mencegah akibat dari kegagalan tersebut.
  • Immediate update / perubahan langsung, perubahan pada database akan segera tanpa harus menunggu sebuah transaksi tersebut disetujui. Jika terjadi kegagalan diperlukan operasi UNDO untuk melihat apakah ada transaksi yang telah disetujui sebelum terjadi kegagalan.
  • Shadow paging, yaitu menggunakan page bayangan dimana pada prosesnya terdiri dari 2 tabel yang sama, yang satu menjadi tabel transaksi dan yang lain digunakan sebagai cadangan. Ketika transaksi mulai berlangsung kedua tabel ini sama dan selama berlangsung tabel transaksi yang menyimpan semua perubahan ke database, tabel bayangan akan digunakan jika terjadi kesalahan. Keuntungannya adalah tidak membutuhkan REDO atau UNDO, kelemahannya membuat terjadinya fragmentasi.

Fungsi dan Tujuan Manajemen Proyek

Fungsi dan Tujuan Manajemen Proyek

 Berikut ini adalah beberapa fungsi dan tujuan manajemen proyek:

  1. Pelingkupan (scooping), yang menjelaskan mengenai batas-batas dari sebuah proyek.
  2. Perencanaan (planning), menidentifikasi tugas apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek.
  3. Perkiraan (estimating), setiap tugas yang dibutuhkan dalam penyelesaian sebuah proyek harus diperkirakan.
  4. Penjadwalan (scheduling), seorang manajer proyek harus bertanggung jawab atas penjadwalan seluruh kegiatan suatu proyek.
  5. Pengorganisasian (organizing), seorang manajer proyek memastikan bahwa seluruh anggota tim dari sebuah proyek mengetahui peran serta tanggung jawab masing-masing dan hubungan laporan mereka kepada manajer proyek.
  6. Pengarahan (directing), mengarahkan seluruh kegiatan-kegiatan tim dalam proyek.
  7. Pengontrolan (controlling), fungsi pengontrolan atau pengendalian ini mungkin saja merupakan fungsi tersulit dan juga terpenting bagi seorang manajer apakah proyek akan berjalan semestinya ataukah tidak.
  8. Penutupan (closing), manajer proyek hendaknya selalu menilai keberhasilan atau kegagalan pada kesimpulan dari sebuah proyek yang dijalani.

Pedagogi : Ragam Karakteristik Peserta Didik

Pedagogi : Ragam Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik peserta didik meliputi: etnik, kultural, status sosial, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan
moral dan spiritual, dan perkembangan motorik


Etnik

Negara Indonesia merupakan negara yang luas wilayahnya dan kaya akan etniknya. Namun berkat perkembangan alat transpotasi yang semakin modern, maka seolah tidak ada batas antar daerah/suku dan juga tidak ada kesulitan menuju daerah lain untuk bersekolah, sehingga dalam sekolah dan kelas tertentu terdapat multi etnik/suku bangsa, seperti dalam satu kelas kadang terdiri dari peserta didik etnik Jawa, Sunda, Madura, Minang, dan Bali, maupun etnik lainnya. Implikasi dari etnik ini, pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu memperhatikan jenis etnik apa saja yang terdapat dalam kelasnya. 

Seorang pendidik yang menghadapi peserta didik hanya satu etnik di kelasnya, tentunya tidak sesulit yang multi etnik


Kultural

peserta didik kita sebagai anggota suatu masyarakat memiliki budaya tertentu dan sudah barang tentu menjadi pendukung budaya tersebut. Budaya yang ada di masyarakat kita sangatlah beragam, seperti kesenian, kepercayaan, norma, kebiasaan, dan adat istiadat. Peserta didik yang kita hadapi mungkin berasal dari berbagai daerah yang tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga kelas yang kita hadapi kelas yang multikultural.

pendidik dalam melakukan proses pembelajaran harus mampu mensikapi keberagaman budaya yang ada di sekolahnya/kelasnya.


Status Sosial

Manusia diciptakan Tuhan dengan diberi rizki seperti berupa pekerjaan, kesehatan, kekayaan, kedudukan, dan penghasilan yang berbedabeda. Kondisi seperti ini juga melatar belakangi peserta didik yang ada pada suatu kelas atau sekolah kita. Peserta didik pada suatu kelas biasanya berasal dari status sosial-ekonomi yang berbeda-beda.

Peserta didik dengan bervariasi status ekonomi dan sosialnya menyatu untuk saling berinteraksi dan saling melakukan proses pembelajaran. Perbedaan ini hendaknya tidak menjadi penghambat dalam melakukan proses pembelajaran.

Implikasi dengan adanya variasi status-sosial ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu bertindak adil dan tidak diskriminatif


MINAT

Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Hurlock (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya.

Minat seseorang khususnya minat belajar peserta didik memegang peran yang sangat penting. Sehingga perlu untuk terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan minat yang dimiliki seorang peserta didik. Namun sebagaimana kita ketahui bahwa minat belajar peserta didik tidaklah sama, ada peserta didik yang memiliki minat belajarnya tinggi, ada yang sedang, dan bahkan rendah.

Indikator minat meliputi: perasaan senang, ketertarikan peserta didik, perhatian dalam belajar, keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, manfaat dan fungsi mata pelajaran. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas maka akan diuraikan dalam paparan berikut.
Perasaan senangseseorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap mata pelajaran tertentu akan memperlihatkan tindakan yang bersemangat terhadap hal tersebut
Ketertarikan peserta didikberkaitan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, dapat berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri
Perhatian dalam belajar, perhatian atau konsentrasi dapat diartikan terpusatnya mental seseorang terhadap suatu objek. Peserta didik yang memiliki minat terhadap objek tertentu, maka peserta didik tersebut dengan sendirinya peserta didik tersebut memperhatikan objek tersebut.
Keterlibatan belajar,keterlibatan atau partisipasi peserta didik dalam belajar sangat penting, karena apabila peserta didik terlibat aktif dalam belajar maka hasilnya tentu akan baik
Manfaat dan
fungsi mata pelajaran
jika manfaat dari apa yang dipelajari oleh peserta didik dapat diketahui dan dipahami secara jelas, maka akan menumbuhkan motivasi peserta didik
pendidik dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), menantang dan inovatif, menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari suatu tema/mata pelajaran,
serta menggunakan beragam media pembelajaran.

PERKEMBANGAN KOGNITIF


Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki peserta didik akan mempengaruhi guru dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi. Taman Kanak-kanak yang peserta didiknya sekitar berumur 5-6 tahun, sudah tentu berbeda pendekatan, metode, dan media yang digunakan ketika menghadapi peserta didik. Sekolah Dasar yang peserta didiknya berusia 7-11 tahun, dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama yang usianya berkisar 12-14 tahun dan juga peserta didik Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan, yang umumnya berusia 15-17 tahun, karena dilihat dari perkembangan intelektualnya jelas berbeda.

Tahap-tahap perkembangan intelektual peserta didik menurut Piaget dalam Masganti (2012: 83) secara lengkap dapat disajikan sebagai berikut:
0,0 - 2,0 tahun: Tahap Sensorimotorik
2,0 – 7,0 tahun: Tahap Preoperasional
7,0 – 11,0 tahun: Tahap Operasional kongkret
11,0 – 15,0 tahun: Tahap Operasional formal


Kemampuan/pengetahuan awal

Pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu maksudnya adalah pengetahuan atau keterampilan yang lebih rendah dari apa yang akan dipelajari. Kemampuan awal peserta didik bersifat individual, artinya berbeda antara peserta didik satu dengan lainnya, sehingga untuk mengetahuinya juga harus bersifat individual.
Cara untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan melalui teknik tes yaitu pre tes atau tes awal dan teknik non tes seperti wawancara. Di samping hal tersebut di atas untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dapat dilakukan melalui analisis instruksional/pembelajaran. Dalam melakukan analisis pembelajaran guru harus menentukan hierarkhi kemampuan yang akan dicapainya. Kemampuan yang lebih rendah itulah sebagai kemampuan awalnya (entry behavior).


GAYA BELAJAR

gaya belajar adalah kombinasi dari cara menyerap, mengatur dan mengolah informasi. Dari dua pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih/digunakan oleh peserta didik dalam menerima, mengatur, dan memproses informasi atau pesan dari komunikator/pemberi informasi. Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, auditif, dan kinestetik

peserta didik visual
peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Peserta didik kelompok ini memiliki kesulitan
jika pembelajaran dilakukan melalui presentasi verbal tanpa disertai
gambar-gambar atau simbol visual
Peserta didik auditorimereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. Peserta didik yang bergaya belajar auditori akan menyukai penyajian materi pembelajarannya melalui ceramah dan diskusi. Namun demikian peserta didik yang bertipe belajar auditori mudah kehilangan konsentrasi ketika ada suara-suara ribut di sekitarnya, tidak suka pada tugas membaca, dan mereka tidak suka pada jumlah kelompok yang anggotanya terlalu besar
Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan. Peserta didik tipe belajar melalui anggota tubuhnya atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan mendengarkan. peserta didik yang bergaya belajar kinestetik sulit berdiam diri dalam waktu lama, sulit mempelajari sesuatu yang abstrak, seperti rumusrumus, dan kurang mampu menulis dengan rapi.
Kelompok belajar yang dominan bergaya belajar visual pembelajarannya bisa dilakukan misal melalui multimedia pembelajaran dan membaca modul atau buku paket, sedangkan yang dominan bergaya belajar auditori pembelajarnnya diputarkan CD audio pembelajaran, dan mendiskusikan suatu topik secara verbal. Perlu diingat bahwa gaya belajar seseorsng tidak terkotak-kotak secara terpisah-pisah, namun gaya belajar sesorang merupakan gabungan dari beberapa gaya belajar meskipun terkadang ada salah satu yang lebih dominan.


MOTIVASI

Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Motivasi kadang timbul dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik dan kadang motivasi itu muncul karena faktor dari luar dirinya sendiri (motivasi ekstrinsik). Disamping itu motivasi peserta didik dalam belajar kadang
tinggi, sedang, atau bahkan rendah.

Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk memotivasi peserta didik diantaranya: menginformasikan pentingnya/manfaat mempelajari suatu topik tertentu, menginformasikan tujuan/kompetensi yang akan dicapai dari proses pembelajaran yang dilakukannya, memberikan humor, menggunakan media
pembelajaran, dan juga memberi reward/hadiah/pujian.


PERKEMBANGAN EMOSI

Emosi sangat berperan dalam membantu mempercepat atau justru memperlambat proses pembelajaran. Emosi juga berperan dalam membantu proses pembelajaran tersebut menyenangkan atau bermakna. pendidik dalam melakukan proses pembelajaran perlu membawa suasana emosi yang
senang/gembira dan tidak memberi rasa takut pada peserta didik. Untuk itu bisa dilakukan dengan model pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning), belajar melalui permainan (misalnya belajar melalui bermain monopoli pembelajaran, ular tangga pembelajaran, kartu kwartet pembelajaran) dan media sejenisnya.


PERKEMBANGAN SOSIAL

perkembangan sosial peserta didik merupakan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma dan tradisi yang berlaku pada kelompok atau masyarakat, kemampuan untuk saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial peserta didik dapat diketahui/dilihat dari tingkatan kemampuannya alam berinteraksi dengan orang lain dan menjadi masyarakat di lingkungannya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga, kematangan, teman sebaya, sekolah, dan status sosial ekonomi. Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap sosial peserta didikmenurut Masganti (2012: 124) antara lain
  1. melaksanakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif akan mengembangkan sikap kerjasama dan saling menghargai pada diri peserta didik, menghargai kemampuan orang lain, dan bersabar dengan sikap orang lain,
  2. Pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif akan mengembangkan sikap membantu dan berbagi dalam pembelajaran.


Perkembangan Moral dan Spiritual

perkembangan moral anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu :
preconventional (6 - 10th)
meliputi aspek obedience and paunisment orientatation, orientasi anak/peserta didik masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan benar-salahnya yaitu hukuman dan kepatuhan atau anak menilai baik – buruk berdasarkan akibat perbuatan;

dan aspek naively egoistic orientation; orientasi anak/peserta didik pada instrumen relatif. Perbuatan benar adalah perbuatan yang secara instrumen memuaskan keinginannya sendiri. Kepedualiannya apakah mendatangkan keuntungan atau tidak atau anak menilai baik-buruk bendasarkan kontrak/imbal. jasa.

Pada tahap pra konvensional peserta didik memiliki rasa takut akan akibat negatif dari perbuatannya.
Conventional (10 - 17th)
meliputi aspek good boy orientation, orientasi perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain. Anak patuh pada karakter tertentu yang dianggap alami, menjadi anak baik, saling berhubungan dan peduli terhadap orang lain atau orang menilai baik-buruk berdasarkan persetujuan orang lain.

Aspek authority and social order maintenance orientation; orientasi anak pada aturan dan hukum. Hukum dan perintah penguasa adalah mutlak dan final, penekanan pada kewajiban dan tugas terkait dengan perannya yang diterima di masyarakat atau orang memilai baik-buruk berdasarkan ketertiban sosial

pada tahap conventional peserta didik memiliki perasaan rasa bersalah bila berbeda derbeda dengan orang lain.
post conventional (17 - 28th)
contractual legalistic orientation, orientasi orang pada legalitas
kontrak sosial. Orang mulai peduli pada hak individu, dan yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas masyarakat. Orang menilai baik-buruk, benar-salah berdasarkan hukum yang berlaku.

tahap conscience or principle orientation, pada tahap ini orientasi orang adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal. Baik-buruk harus disesuaikan dengan tuntutan prinsip-prinsip etika intisari dari prinsip yang sifatnya universal atau orang menilai baik-buruk berdasarkan hati nurani.
Kecerdasan spiritual ini bersifat individu dan perlu dikembangkan khususnya dalam proses pembelajaran. Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshal (dalam Mustafa-Alif) meliputi kemampuan untuk menghayati nilai dan makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaftif, cenderung memandang sesuatu holistik, dan cenderung mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya. Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan sikap
religius antara lain dengan:
  1. Metode keteladanan
  2. Metode pembiasaan
  3. Metode nasehat
  4. Pembinaan akhlak


Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. Perkembangan motorik merupakan proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil, kearah penguasaan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisir dengan baik.

Perkembangan motorik menurut Santrock (2011: 242) dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan motorik halus;
  1. Motorik kasar; gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Keterampilan motorik kasar ini banyak melibatkan aktivitas otot, biasanya anak laki-laki lebih unggul dibandingkan anak perempuan.
  2. Motorik halus: gerakan yang menggunakan otot halus, atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Keterampilan motoric halus biasanya perempuan lebih unggul disbanding anak laki-laki.

Wednesday, October 28, 2020

Model Pembelajaran - Pedagogi

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar, menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice & Wells).
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Arends dalam Trianto).

ciri khusus Model pembelajaran

  1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya (mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif).
  2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (materi atau obyek permasalahan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai).
  3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil (strategi dan metode mengajar).
  4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai (media, sarana dan prasarana pembelajaran).(Trianto, 2010).

Model Pembelajaran

Kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar; menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi, dan sistem pendukung (Joice & Wells).

Mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran, tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Guna memperkuat pendekatan saintifik, pendekatan rekayasa, dan teknologi serta mendorong kemampuan siswa menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka diterapkan strategi pembelajaran menggunakan model pembelajaran penyingkapan (inquiry learning), pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis hasil karya, meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), pelatihan berbasis produk (production-based training), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), serta teaching factory sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan.

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning )

Sintaks model Discovery Learning
  1. Pemberian rangsangan (Stimulation);
  2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
  3. Pengumpulan data (Data Collection);
  4. Pembuktian (Verification), dan
  5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

Scientific dan Discovery Learning



Model Pembelajaran Inquiry Learning Terbimbing dan Sains

Sintaks model Inquiry Terbimbing
  1. Orientasi masalah;
  2. Pengumpulan data dan verifikasi;
  3. Pengumpulan data melalui eksperimen;
  4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi;
  5. Analisis proses inkuiri.
Sintaks model Inquiry Sains (Biology)
  1. Menentukan area investigasi termasuk metodologi yang akan digunakan.
  2. Menstrukturkan problem/masalah.
  3. Mengidentifikasi problem-problem yang kemungkinan terjadi dalam proses investigasi.
  4. Menyelesaikan kesulitan/masalah dengan melakukan desain ulang, mengumpulkan dan mengorganisasikan data dengan cara lain dan sebagainya.



Model Pembelajaran Problem-based Learning

Sintaks model Problem-based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
  1. Mengidentifikasi masalah;
  2. Menetapkan masalah melalui berfikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
  3. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran, dan mengecek perbedaan pandang;
  4. Melakukan tindakan strategis, dan
  5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.
Sintaks model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93)
  1. Merumuskan uraian masalah;
  2. Mengembangkan kemungkinan penyebab;
  3. Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
  4. Mengevaluasi.



Model Pembelajaran Project-based Learning

Sintaks model pembelajaran Project-based Learning:
  1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
  2. Mendesain perencanaan proyek;
  3. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
  4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project);
  5. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
  6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).






Model Pembelajaran Production-based Training/ Production-based Education and Training

Sintaks model pembelajaran Production-based Training (Ganefri, 2013; G. Y. Jenkins, Hospitality, 2005):
  1. Merencanakan produk;
  2. Melaksanakan proses produksi;
  3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
  4. Mengembangkan rencana pemasaran.
  5. Model Pembelajaran Teaching Factory

Model Pembelajaran Teaching Factory

1. Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT.
2. Sintaksis Teaching Factory menurut Cal Poly-San Luis Obispo USA (Sema E. Alptekin: 2001):
    • Merancang produk;
    • Membuat prototipe;
    • Memvalidasi dan memverifikasi prototipe;
    • Membuat produk masal.
3. Sintaksis Teaching Factory, Dadang Hidayat (2011):
    • Menerima order;
    • Menganalisis order;
    • Menyatakan kesiapan mengerjakan order;
    • Mengerjakan order;
    • Mengevaluasi produk;
    • Menyerahkan order.